Minggu, 06 Juni 2010

Membersihkan Jazirah Arab dari YAHUDI

Yahudi adalah bangsa yang terlaknat oleh Allah SWT (laknatullah) dari masa Rasulullah sampai hari kiamat nanti, tidak ada kata perdamaian dengan mereka.
Akibat pengkhianatan mereka atas Piagam Madinah, satu persatu kelompok Yahudi diusir dari Madinah. Sejak pemerintahan Umar bin Khaththab, Jazirah Arab dinyatakan bersih dari orang-orang Yahudi.

PADA PERANG AHZAB, Yahudi kembali melakukan penghianatan. Kali ini dilakukan oleh Bani Quraizhah. Mereka melakukan koalisi dengan dengan pasukan kafir untuk menghancurkan Nabi Muhammad dan kaum muslimin. Tindakan mereka ini sangat membahayakan pasukan islam yang memang saat itu tengah terjepit. Allah mengerakkan hati Nuaim bin Mas'ud untuk berinisiatif memecah belah koalisi mereka. Kaum muslimin pun keluar sebagai pemenang. Pasukan Ahzab kocar-kacir kembali ke kampung halamannya membawa kekalahan.

Ketika perang Ahzab berakhir, Rasulullah saw segera memerintahkan pasukakan untuk mengepung perkampungan Bani Quraizhah. Tanpa pilihan lain, Bani Quraizhah taklukdi bawah titah kaum muslimin. Lebih dari enam ratus laki-laki Bani Quraizhah yang tak mau memeluk Islam dibunuh. Para wanitanya ditawan dan kekayaaan mereka dijadikan harta rampasan. Dalam pengepungan itu, Saad bin Muadz, tak mampu bertahan dari luka-lukanya. Ia pun syahid setelah memberikan keputusan atas nasib Bani Quraizhah (Ar-Rahiqul Makhtum Shafiyur Rahman al-Mukbarakfuri).

Ternyata, hancurnya perkampungan Bani Quraizhah bukanlah akhir dari sejarah Yahudi di masa Rasulullah saw. Mereka masih memiliki markas dan benteng-benteng kokoh di Khaibar (Baca Shiroh Nabawiyah). dari tempat inilah oarang-orang Yahudi mengatur segala rencana unruk membinasakan kaum Muslimin. Dari sinilah segala pengkhianatan Yahudi bermula.
Untuk melumpuhkan gerakan ini, Rasulullah saw memerintah pasukakannya menuju Khaibar. Satu demi satu benteng Khaibar ditaklukkan. Setelah mengalami perjuangan berat dan melelahkan, akhirnya semua benteng Yahudi bisa ditaklukkan. Dalam peristiwa ini sekitar 16 orang dari kaum Muslimin syahid. Sedangkan korban dari pihak Yahudi mencapai 93 orang, (Shahih Bukhari 590-591).

Sejak saat itu bangsa Yahudi takluk dii bawah naungan Islam. Meskindemikian, mereka tetap diberikan kesempatan hidup bahkan diberikan untuk menggarap perkebunan milik umat Islam dengan hasil yang adil. Hal ini terus berlangsung hingga pada pemerintaha Umar bin Khaththab.
Khalifah kedua pengganti Rasulullah saw ini segera mengirim surat pada orang-orang Yahudi. "Sesungguhnya Allah benar-benar mengizinkanku untuk mengusir kalian. Setalah sampai berita kepadaku bahwa Rasulullah saw pernah bersabda, 'Janganlah sekali-kali ada dua agama berhimpun di Jazirah Arab. ' Karena itu, barangsiapa dari kaum Yahudi yang mendapat janji dari Rasulullah saw hendaklah ia datang kepadaku agar janjinya itu kutunaikan. Barangsiapa yang tidak mendapat janji dari Rasulullah saw, bersiap-siaplah untuk keluar dari Khaibar."

Umar benar-benar melaksanakan ketetapannya. Sejak saat itu, kaum Yahudi dinyatakan "bersih" dari Jazirah Arab, baik secara ideologi, maupun fisik. Mereka menjadi bangsa yang tak bertanaah. Baru pada pertengahan abad ke 20, bangsa Yahudi berhasil mengelabui kaum Muslimim dan merampas bumi Palestina hingga kini. Jika tiba masanya nanti, mereka pun akan enyah dari permukaan bumi ini.

Rentetan pengkhianatan Yahudi ini memberikan pelajaran berharga bagi kita. Bahwa, dimana pun dan kapa pun orang Yahudi tak bisa di ajak berdamai. Mereka sudah ditakdirkan untuk menjadi musuh abadi kaum muslimin. Mereka yang masih bersedia melakukan perdamaian dengan Yahudi, bukan hanya tak bisa memahami teks Al-Qur'an yang jelas-jelas menyebutkan "permusuhan abadi" ini (QS. Al-Baqarah : 120). Tapi juga, buta sejarah. Semoga kita termasuk orang yang bisa mengambil pelajarah dari masa lalu.

2 komentar:

Afifatul Qona'ah

Afifatul Qona'ah

free counters

Mesin Penghasil Uang